Selasa, 22 Februari 2011

Lalu Lintas Surakarta

    ATASI KEMACETAN, PEMKOT SURAKARTA   KEMBANGKAN SISTEM PENGENDALI LALU LINTAS TERPADU

(Solo, 24/01/2011) Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Surakarta tengah mengembangkan sistem pengendali lalu lintas yang terpadu untuk memantau situasi dan kondisi lalu lintas di kota Solo. Melalui ruang kendali (CCroom) yang dinamakan Area Traffic Control System (ATCS), pengendalian sistem lalu lintas bisa dilakukan secara remote.

Sistem ini diyakini dapat membantu mengatasi kemacetan di kota Solo. Kunjungan Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono ke Solo salah satunya yaitu untuk melihat langsung bagaimana sistem tersebut bekerja.

Berdasarkan informasi yang diperoleh tim www.dephub.go.id, ATCS  telah dikembangkan oleh Dishub Surakarta mulai tahun 2006, dibantu oleh Kementerian Perhubungan dan terus dilakukan pengembangan-pengembangan yang sampai dengan 2010 telah melalui 5 tahapan pengembangan (tahap I-IV dilakukan pd 2006-2009, tahap V pada tahun 2010).

ATCS memiliki beberapa fungsi yang dapat membantu pengaturan lalu lintas di kota Solo. Menurut salah satu petugas Dishub yang menjelaskan kepada Wamenhub, ATCS memiliki beberapa manfaat, salah satunya untuk memonitor kondisi dan situasi lalu lintas  melalui cctv yang dipasang terutama di persimpangan jalan yang memiliki traffic light (APILL).

Saat ini untuk menunjang kinerja ATCS, dari total 53 persimpangan traffict light (APILL)yang ada di Solo, telah terpasang sebanyak 43 CCTV. Untuk CCTV di halte, baru terpasang di empat lokasi yaitu di halte purwosari, halte GrandMall, halte Pasar Gede dan halte Balaikota.

Di beberapa halte dan persimpangan juga telah dipasang public announcer, yaitu speaker untuk memberikan teguran jika terjadi pelanggaran di lapangan dan untuk sosialisasi tentang lalu lintas.

Sistem ini memberikan prioritas-prioritas bagi angkutan umum. Hal tersebut terlihat dari dipasangnya alat yang dinamakan Bus Priority, dimana petugas ruang kendali bisa mengatur traffic light dengan memperpanjang atau memperpendek lampu pada traffic light untuk memprioritaskan bus Batik Solo Trans (BST).

Untuk memberikan kepastian waktu kepada penumpang BST, di setiap halte dipasang alat yang dinamakan passenger info yang akan menginformasikan penumpang tentang berapa  waktu kedatangan BST berikutnya.

Selain itu, dipasang pula GPS pada setiap BST sehingga pergerakan BST dapat terus dipantau oleh petugas di ruang kendali.
Walikota Solo, Joko Widodo berharap sistem ini dapat mendukung tingkat aksesibilitas dan mobilitas masyarakat yang sangat tinggi di Solo.  Sebagai kota pariwisata, Joko Widodo mengharapkan dengan sistem transportasi yang terintegrasi, dapat menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanagara. (RDH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar